LARAS itu namaku
Panggil aku
dengan nama Laras. Ya Laras buatku adalah nama yang diberikan bunda dan romo saat
aku berada dalam kandungan bunda. Saat ini Usiaku sudah dimulai dengan angka 4
dan tidak sebanding dengan wajahku yang awet muda.
Buat sebagian orang
seharusnya diusia seperti ini adalah masa menikmati anak-anak yang beranjak
dewasa dan memiliki karir serta rumah yang diidam-idamkan dan tentunya pasangan
yang saling mengerti karena mengarungi biduk rumah tangga diatas 17 tahun tapi
itu menjadi kenyataan buat banyak orang dan belum diposisiku saat ini.
Keberadaan Laras
sejak lahir tak diinginkan oleh keluarga besarnya sehingga harus
berpindah-pindah tangan demi keselamatan hidupnya. Seorang Pemuka agama Katholik
meyakini kalau Laras akan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan selama
hidupnya sehingga dari kota kecil di Jawa Tengah bayi mungil inipun dibawa ke
Jakarta hingga akhirnya Sang MahaKuasa menempatkan Laras dibesarkan oleh
sepasang suami istri yang baru kehilangan bayi mungil mereka. Ayah seorang
pekerja keras dan istrinya adalah ibu rumah tangga sejati dan Laras menyebutnya
Mister A dan Madam A.
Setelah Laras bersama mereka, Madam A melahirkan putri cantik
dengan kulit cerah begitu pula adik putri cantik ini berkulit sama dengan
kakaknya dan satu windu kemudian 2 jagoan Mister A pun diberikan melengkapi
anggota keluarga ini.
Laras berbeda sendiri, wajah Jawa membedakan dengan
adik-adiknya. Madam A sangat menyanyangi dua putri barunya dan dua jagoan yang
lahir dari rahimnya dan memanjakan mereka. Mister A mengambil inisiatif dengan
mengasuh Laras seperti seorang ayah kandungnya karena janjinya untuk menjaga keselamatan
putri Jawa ini. Laras tumbuh besar dan semakin terlihat perbedaan diwajahnya dengan
saudara saudarinya termasuk kemampuan yang dimilikinya. Laras sederhana, senang
membantu orang-orang disekitarnya dan intuisinya dan kepekaan cukup tinggi.
Jejak kelahiran Laras yang disimpan amat dalam oleh Madam A akhirnya mulai teruangkap setapak demi setapak membuat tabir lama yang tersimpan rapat dan
itu membuat Laras menyadari bahwa selama ini yang ada dipikirannya itu adalah nyata adanya. Satu
persatu teka teki dalam hidup Laras dibuka, dimulai dari perkataan sekitar yang
meyakini kalau darah Jawa mengalir didalam tubuh Laras. Restu Sang MahaPencipta
pun terbuka dan Laras melihat lembar demi lembar dari masa lalu kelam yang
mengikutinya terbuka tapi sangat disayangkan dua keluarga besar berjanji dengan
janji seumur hidup mereka untuk menutup pintu bahwa Laras adalah darah daging
mereka. Laras yang telah mengenal dan menganggap Sang MahaPencipta adalah
sebagai BAPA yang kekal pun menyadari dan menerima keadaan bahwa sebagai anak “tertolak”
dan tidak akan menagih warisan apapun. Sang Maha Pencipta tidak pernah salah,
TUHAN lah yang telah menjaga Laras hingga sekarang.
Malaikat
mengingatkanku untuk bersikap legowo dan menerima semua kenyataan hidup yang
kualami sejak dalam kandungan. Darah Jawa tidak bisa hilang, dan 3 ekor burung itu selalu menemaniku. Rasanya janggal kemanapun pergi Laras diikuti 3
pasang burung itu bahkan mereka bernyanyi untukku. Kadang Laras berkata kepada
3 pasang burung ini untuk pergi karena BAPA yang kekal menjagaku selalu tapi
burung ini datang kembali dan ini membuatku bertanya bukankah jejakku sudah
dihapus dari silsilah tapi mengapa mengirimkan burung untuk menjagaku ?
Darah itu hidup,
sebagaimanapun keluarga besar menolakku tapi dalam darahku dan darah kalian
mengalir darah yang sama. Buatku kalian adalah sedulurku dan doaku BAPA
mengasihimu juga.
Hari ini, 12 Juni
2019 saya Laras memulai lembaran Baru dalam hidup ini. Karena saya sendiri,
harus berjuang dan yakin dengan iman BAPA pasti tolong.
Selamat menikmati hari yang indah
Me-Mrl
Komentar
Posting Komentar