Langsung ke konten utama

Mama, aku kangen


Teman dan sahabat pembaca, kisah dibawah ini merupakan kisah nyata yang terjadi dalam kehidupan penulis. Harapan penulis adalah kisah ini menjadi berkat bagi pembaca dan menambahkan cinta kasih seorang anak kepada ibunya. Mata Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah lelah memperhatikan pola dan tingkah laku kita.


MASA setiap Tanggal 25 indah

Selamat Sore Pak, Pak, saya mohon dapat diijinkan sore ini  pulang cepat karena harus menjemput ibu saya di Rumah Sakit." atau "Maaf Pak, saya harus segera pulang karena ibu saya keadaannya menurun, dan saya yang terdekat lokasinya dengan rumah pak dibandingkan yang lain." Kalimat perijinan pulang cepat atau pulang paksa sering berkumandang di kantor saat masih berstatus sebagai kuli tinta di gedung pencakar langit. Dalam perjalanan kembali ke rumah, mama selalu berkabar posisi putrinya sambil menyampaikan kondisi kesehatannya sehingga buatku menjadi terbiasa untuk pecah konsentrasi berkendara dan menenangkan mama yang gelisah karena badannya tak enak karena kondisi kesehatannya seperti keringat dingin, lemas yang bisa disebabkan karena gula darah yang rendah ataupun tensi yang naik namun ketika dikabari kalau sudah keluar tol maka suara ibu akan semakin terdengar sumringah karena anaknya tak lagi berada jauh darinya, kesendiriannya akan sirna. Ibu adalah seorang yang penuh perhatian kepada anak-anaknya. Perhatiannya dituangkan dengan seringnya menanyakan kabar anak-anaknya. Mungkin saat pekerjaan menumpuk atau sedang tidak mood, kita akan menganggap telpon dari ibu sebagai sebuah gangguan tapi disatu sisi itu adalah luapan cinta kasih seorang ibu pada anaknya. Percayalah saat ibu kita di Surga, kita akan kehilangan seseorang yang selalu menanyakan kabar kita dan itu tidak akan tergantikan oleh apapun. 

Kesendirian mama dirumah ditemani seekor anabul jenis poodle bernama Chicko, dan setiap hari selalu ada laporan singkat dari mama tentang kesehariannya bersama Chicko. Jadi teringat  kalimatnya yang sering disampaikan adalah "jangan pulang malam-malam ya", ah kenangan indah dan setiap ada event di kantor, mama akan bertanya ada hadiah kah untuk mama ? 

Diantara tingginya jumlah proyek diluar kota pernah satu kali saya membawa mama untuk bepergian bersamaku ke Jogja dan  putri dari sahabat kecil mamaku semasa tinggal di Kota Kapan berdomisili di kota gudeg ini yang pernah bermalam di rumah mama, menyetujui menemani mama sementara saya bekerja. Suatu malam di kota gudeg ini saya mengajukan pertanyaan ke mama, apakah mama bahagia bisa jalan-jalan di Jogja? Iya jawabnya sambil tersenyum dan menceritakan kemana saja dibawa oleh putri sahabatnya keliling Jogja. Bagi mama kenangan menemani putrinya tugas luar kantor sambil menghapus kepenatan membuat kesan tersendiri, hal ini tertuang melalui Profile Picture di aplikasi WhatsApp ponsel pintar mama dimana mama menempatkan photo yang saya abadikan di lobby hotel dimana mama menggunakan baju terbaiknya berpose disamping anggrek bulan .

Adanya masalah di area hidung membuatku menghabiskan jatah asuransi rawat jalan karena setiap 3 bulanan, sinusku kambuh dan menurut dokter THT di tempatku berobat, jika diangkat sinusnya maka penyakit sinusku bisa muncul kembali karena padaku penyakit ini disebabkan oleh alergi. mama menyarankan saya pergi bersamanya melakukan second opinion ke konsultan THT dan sekalian mama melakukan check up ke dokter ahli KGeH (Konsultan Gastroentologihepatologi) , dokter ini menangani masalah pada usus salah satunya  .Setelah mendapatkan jadwal pemeriksaan di Singpura General Hospital dan persetujuan cuti barulah berangkat. Selama di Singapura, kami menyewa 1 kamar yang berada di dalam unit apartemen. Unit apartemen ini memiliki 5 kamar dan 4 diantaranya disewakan dan kontak untuk penyewaan adalah seorang wanita asal Indoneisa uang diberikan kepercayaan oleh tuannya untuk menjaga dan  mengelola 1 unit apartemen ini. Kamar apartement ini tempat sebelumnya mama pernah bermalam disana bersama adikku sehingga selama perjalanan ini mamalah  pemandu wisatanya . Di ruang praktek dokter THT, beliau menyarankan saya untuk di laser tulang hdungnya sehingga saya tidak perlu setiap 4 bulan memeriksakan diri ke THT karena Sinusku bermasalah. AKhirnya saya setuju untuk dilaser. Siang itu saya di laser dan setelah selesai tindakannya, dokter meminta kami untuk segera kembali ke penginapan karena obat bius akan segera bereaksi. Kami pun segera kembali ke apartemen dan sehingga tidak sempat beli makan malam. Setibanya di apartement saya langsung tertidur dan terbangun ketika mama akan menggosokkan obat ke dalam hidungku, saya pun bertanya "sudah jam berapa ma?", jawaban mama "Ini  sudah jam sembilan malam". "Oh jadi saya sudah tertidur sekitar enam jam ya ma " jawabku memelas. Dan sayapun bertanya "apakah mama sudah makan", mama menjawab " sudah dan ini mama belikan kamu nasi hainam" ,  responku "wouw mama bisa dunk jalan sendiri ke tempat makan dari apartemen", mama menjawab "bisa dunk", saya pun tersenyum lalu bangun menyantap makanan dan berkata" Puji Tuhan kita tidak pulang besok ya , kalau tidak bisa terlambat ke bandara", mama pun menjawab"iya". saya pun menimpali dengan pertanyaan"Mama besok mau kemana kita ", mama menjawab " mama mau beli chocolate tuh yang waktu itu pergi sama Ronald beli disitu", sayapun menjawab "ok mah, besok kita pergi, sekarang mari kita beristirahat, karena besok akan naik MRT lagi". Pemeriksaan enam bulanan berikutnya kembali ke Singapore General Hospital pun hanya berdua dengan mama. Kami naik penerbangan malam dan berjalan lumayan dari stasiun MRT ke hotel dan hotelnya tidak mengecewakan namun saat itu mama masih kuat dan kami berpergian ala backpacker, bahagia rasanya bisa melihat mama tersenyum walaupun obat-obatan untuk penyakit gula, asam urat, darah tinggi dan jantung masih diminum.

Tahun 2015, ada keinginan mama untuk melihat Wisata Rohani melihat tempat kelahiran Tuhan Yesus saat turun ke bumi menjadi manusia dan perjalanan Tuhan Yesus selama berada di bumi. Sebagai anak kami ingin mewiujudkan keinginan mama dan kami berdoa dan berpuasa. Tuhan menjawab doa kami walaupun dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi dan sanagat bersyukur kehadirat Tuhan di April 2016 mama bersama saya, Theresia dan  keluarga diperkenankan menginjakkan kaki di Israel. Rata-rata suhu pada bulan April di Israel sekitar 16-18 derajat Celcius. Selama Wisata Rohani walaupun mama menggunakan kursi roda namun sukacita tetap dipancarkan dari wajahnya walaupun setiap kembali ke hotel mama kelihatan sangat letih dan di saat malam di kamar hotel pun sering kambuh sakitnya bahkan kami hampir memeriksakan mama ke rumah sakit di Israel namun kami tetap berdoa untuk Tuhan Yesus beri mama kekuatan sampai akhir menyeselesaikan perjalanan ini.  Perjalanan ke Israel merupakan perjalanan lintas benua terakhir mama.  selebihnya hanya penerbangan Jakarta-Kupang saja. . dan setibanya di Jakarta, mama pun harus dirawat  karena terkena Pneumonia. Setelah itu mama berulang kali masuk Rumah Sakit utnuk mendapatkan perawatan dan yang terberat menurut kami anak-anak di tahun itu adalah  katerisasi jantung serta katerisasi kembali untuk proses pemasangan balon di lokasi yang sama tempat ring jantung yang dipasang di tahun 2006 dan karena dilakukan katerisasi berulang sebelum pemasangan balon dan dimana pada saat tindakan katerisasi harus menggunakan contrast yang dimasukkan melalui pembuluh darah maka hal ini berakibat  naiknya kadar ureum cretinin dalam darah sehingga mama sempat cuci darah tiga kali namun dihentikan karena hasil lab ureum creatininnya membaik. Keputusan pun diambil dimana mama akan diboyong adikku ke Kupang untuk lebih intensif merawat mama karena profesinya sebagai seorang ahli penyakit dalam pada saat itu.

BABAK BARU DIMULAI

Banyaknya proyek baru yang harus dikerjakan kedepannya dan akan seringnya ke luar kota sementara kesehatan mama yang tidak lebih baik membuatku mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dan menemani mamaMenemanimu, berdua kita bergandengan tangan saling membahu demi menggapai tujuan untuk  tubuh yang lebih sehat tanpa distraction pekerjaan kantor. Mama kembali ke Karawaci di akhir tahun 2017 dan sejak 2018 pada akhirnya saya pun menjadi partner serta anak menemani mama ke rumah sakit serta membantunya di rumah. Dimulai dari 2019 kaki mama yang mulai sakit=sakitan sehingga sulit naik tangga karena untuk mencapai ruang tamu harus menaiki 17 anak tangga sementara untuk ke kamar tidur harus menaiki 17 anak tangga lagi. Karena keadaan inilah mama memutuskan kami pindah ke rumah adikku yang tinggal masih satu wilayah dan tidak banyak anak tangga dan  jarak tempuh ke rumah sakit atau rumah mama masih terjangkau . Sejak saat itu kami pun selalu tinggal di rumah adikku yang memiliki aanak balita saat itu dan ponakanku bisa menghibur oma-nya. Puji Tuhan dari kesaksian adikku selama kami tinggal dirumahnya, berkat Tuhan selalu ada. Bahkan saat adikku harus puindah ke daerah BSD untuk mendekatkan pada sekolah anak-anaknya, Tuhan beri kendaraan tambahan untuk bisa membawa mama   melakukan pemeriksaan ke rumah sakit di daerah Karawaci.

Tahun 2019, adikku yang dokter kembali mengajak mama refreshing ke Kupang sekaligus membuat mama  lebih dekat dengan saudara-saudara dan adik-adiknya yang yang tinggal di wilayah NTT karena mama terlahir sebagai orang NTT yang merantau ke Jakarta untuk sekolah dan bekerja yang pada akhirnya menikah dan menjadi warga Jakarta. Februari 2020 pada saat awal masuknya COVID ke Indonesia saya kembali menemani mama ke Kupang karena adikku akan seminar di India namun dibulan inilah mama pertama kali masuk IGD di rumah sakit di Kupang dan terdiagnosa harus menjalani Hemodialisa (cuci darah) rutin seminggu dua kali karena fungsi ginjalnya menurun. Awal tahun 2021 saya beserta mama dan adikku kembali ke Jakarta karena adikku harus sudah mengikuti tatap muka kelas SP2 Hematoonkologi di UI. Saya dan mama kembali ditempat adikku di BSD dan kembali menjalani perawatan rutin bulanan seperti ke dokter jantung dan penyakit dalam serta tindakan rutin mingguan setiap  Rabu dan Sabtu ke Siloam untuk Hemodialisa (cuci darah) sampai suatu waktu saat mama di katerisasi jantung di tahun 2022, dokter jantung menyampaikan bahwa untuk tindakan apapun terkait penyakit jantung mama harus dilakukan di RSCM. Kamipun berembuk dan di bulan Februari 2022 mama harus dipindahkan dari ruangan cuci darah ke IGD dan diantarkan keesokan paginya ke IGD RSCM dan selanjutnya semua pemeriksaan dilakukan di rumah sakit pusat nasional ini. Banyak pertolongan serta berkat ajaib yang Tuhan Yesus  beri diantaranya jarak tempuh yang terlalu dekat dari tempat kami tinggal ke RSCM, dokter-dokter terbaik yang memiliki hati untuk melayani Tuhan kirimkan , kesiapan hati mama untuk menerima semua yang Tuhan titipkan pada diri mama termasuk tambahan adanya massa di saluran kencing mama sehingga mama saat buang air kecil akan berdarah, kekuatan extra dari Tuhan melihat begitu banyaknya penyakit yang mama tanggung serta tindakan-tindakan medis yang dilakukan para dokter mulai dari katerisasi, sitoskopi, MRI  dan yang terberat adalah Radiotheraphy bersamaan dengan tindakan medis rutin yaitu Hemodialisa (cuci darah) dari dua kali seminggu menjadi tiga kali seminggu. Selama 11 bulan menjalani hari-hari di RSCM selalu saja Tuhan sediakan tenaga kesehatan yang punya hati melayani dan para juru parkir yang selalu membantu kami mendorong mama. Dari sini saya melihat ketika Tuhan menitipkan sesuatu yang "berat" dalam hidup kita, Tuhan pun menyediakan situasi baru yang tidak pernah kita sangka akan kita alami dan membantu kita. Tetapi di sisi lain Tuhan memberikan satu lagi titipan yaitu mama tidak bisa jalan sejak 15 Agustus 2022 sehingga saya dan adikku yang dokter serta iparku dari adik bungsu dipaksa kehidupan untuk bisa memindahkan mama dari tempat tidur ke kursi roda ataupun dari kursi roda ke bangku yang tersedia di kamar mandi saat memandikan mama. Ini tidak mudah namun Tuhan yang sama yaitu Tuhan Yesus memberikan kami kekuatan extra untuk melakukannya. Ada saat dimana kami mengeluh karena jujur tidak kuat atau karena badan keletihan terutama karena kondisi mama yang mengakami gangguan tidur dan setiap kali bangun kami harus memindahkan posisi mama dari posisi tidur ke posisi duduk. Namun Tuhan Yesus punya rancangan damai sejahtera buat kita semua termasuk kami dan dengan keadaan ini saya yakin dan percaya Tuhan  menyiapkan mama untuk berani melepas anak-anaknya yang masih tinggal di bumi ini dan bersedia pulang ke Surga karena rumahnya di Surga sudah jadi. Perihal ini adikku yang dokter pernah Tuhan berikan mimpi dengan diperlihatkan rumah mama yang bergaya kolonial di Surga. 

BABAK AKHIR

Selama hidup mama, mama  luar biasa dimana sampai akhir hidupnya tidak pernah marah kepada Tuhan Yesus karena dititipkan banyak penyakit dalam  tubuhnya dan tidak pernah sembuh. Kami anak-anak selalu menemani mama selama perawatan intensif  sebelas bulan entah pada saat  hari Hemodialisa (cuci darah), dirawat di Gedung A (ruang rawat inap) dan bahkan saat mama di ICCU selama sebulan pun kami menunggu mama  diluar. Tiga adikku yang memiliki kesibukan di hari kerja pun menyempatkan diri menjaga mama bergantian saat menjalani rawat inap di hari Sabtu Minggu sehingga mama dapat merasakan begitu kelima anaknya beserta empat mantu sangat mengasihi dirinya.   

Tanggal 15 Oktober mama kembali dirawat karena hematuri (kencing berdarah) yang berkepanjangan. Saat menjalani rawat inap ini mama berkata kepada kami bertiga (saya, adikku yang dokter serta istri dari adikku) secara terpisah bahwa mama sudah tidak kuat lagi. Sebagai anak dan juga caregiver mama , saya pun meresponi dengan berkata "kalau mama sudah tidak kuat, mama bisa bilang ke Tuhan Yesus melalui doa sehingga Tuhan yang akan memberikan jalan keluar terbaik buat mama". Hati kecil sayapun menangis tapi disisi lain saya merasa iba melihat mama menanggung semua penyakitnya bahkan ada 11 departemen di RSCM yang menangani mama yang berarti ada 11 dokter dari 11 ilmu kedokteran berbeda. Setiap hari 11 dokter ini akan visit mama selama mama menjalani rawat inap. 

Tuhan pun punya cara tersendiri dari kami , lima anak mama beserta empat mantu untuk bisa menerima kepergian mama dan saling mengampuni mama dan unity diantara kami menjadi semakin erat dan ini prosesnya asyik banget, Tuhanku keren abiszzzz 

Hari Kamis, 27 Oktober jam 22:00 di Ruang Rawat Geriatri lantai 2 Gedung A, saya bersama perawat tidak bisa membangunkan mama yang sedang tertidur dan hasilnya adalah mama mengalami penurunan kesadaran. Paginya mama bisa merespon atas pertanyaan yang diajukan adikku yang dokter namun tertidur kembali hingga hari Sabtu pagi dapat membuka matanya dan bisa menjawab tiga pertanyaan dari dua orang adikku yang tinggal di BSD namun  setelah itu mama hanya tertidur , tidak bisa merespon kami secara verbal dan ketika buka mata, pandangannya terasa kosong, tidak bisa fokus. Tekanan oksigen yang masuk melalui selang ke hidung mama pun sudah diangka maksimal dan monitor pun terpasang sejak 27 Oktober. Kami memilih untuk tidak dilakukan tindakan RJP (Restitusi Jantung Paru) terhadap mama apabila mama henti napas. Sejak hari itu saya pun menghubungi adik-adik mama untuk bisa saling memaafkan apabila masih ada kemarahan atau kekecewaan yang disimpan dan meminta perwakilan dari keluarga pihak mama dan papa untuk datang minta maaf apabila ada kemarahan dan kekecewaan yang disimpan dan mendoakan mama bahkan rumah sakit mengijinkan cucu-cucu mama yang masih dibawah usia tujuh belas tahun untuk bisa hadir saat mama masih bisa mendengar walaupun dalam kondisi penurunan kesadaran. Tim dokter pun mengajak kami bertemu dan menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kondisi mama yang sudah di posisi end of life. Sujud syukur kepada Tuhan Yesus, mama menghembuskan nafas terakhirnya dengan lembut dan disaksikan oleh dua anaknya, seorang mantu perempuan dan cucunya. Kepergian mama diiringi dengan doa dan pujian penyembahan kepada Tuhan Yesus di Hari Sabtu, 7 November 2022 , tujuh hari sebelum ulang tahun mama ke tujuhpuluhtiga. tahun. Perias jenazah pun kaget wajah mama begitu cantik saat sudah tidak bernyawa bahkan seperti wajah sorang Ratu. Dirumah Duka pun tidak ada lagi tangisan kesedihan yang ada tangisan kebahagiaan karena mama tercinta sudah sembuh total, bisa berjalan, bahkan berlari serta menari di Surga.

SEUNTAI KATA 

Terimakasih Tuhan Yesus karena memberikan kami seorang mama yang luar biasa dimana sampai akhir hidupnya tidak pernah marah kepadaMu karena banyak penyakit yang Tuhan titipkan dalam badannya.

Saat orang tua kita sakit sempatkanlah merawatnya karena mereka bukan beban tapi berkat yang hidup buat kita dan setiap agama pun mengajarkan umatnya untuk menghormati orang tua kita.

Cintai mereka apa adanya bukan ada apanya seperti deposito, kekuasaan dan harta dunia lain yang dimilikinya.

Orang tua kita tidak sempurna begitupun kita. Saling mengampuni satu sama lain karena kita tidak terluput dari dosa. Kesempurnaan hanya milik Tuhan, Pencipta langit dan bumi.

Mengucap syukurlah dalam segala hal, baik atau tidak baik waktunya.

Apabila pembaca sedang menjalani apa yang pernah saya jalani, tetap semangat untuk melayani orang tuamu dan salam kecup dari jauh dari saya dan doa selalu kunaikkan buat semua yang butuh dipulihkan dan keluarga yang menjaga diberi kekuatan badani dan rohani.


ini ibuku , tahun 2019

Selamat menikmati hari yang indah

Me-Mrl

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Buah-buah Roh

Background picture from www.freepik.com. Designed by me and have been posting on my IG S elamat menikmati hari yang indah Me-Mrl

What do the word Couple means?

What do the word Couple means? For me who have a plan to get marriage J Couple of the people has the definition and meaning:  Combination of two different human beings who have difference such as opposite sex, character and daily habits, like and dislikes, allergies to something, speech style, perspective but  have the same commitment for being together in encounter as well as the situation. In their life each individual gives one spoon dreams, hopes, wishes, difficulties, romance and nine kinds of savory spices such as love, joy, peace, patience, kindness, goodness, gentleness, faithfulness and self-control. Hmmmm….I do remember when I was in school in my mind looking for a partner who was the same character turned out to be wrong because we are created differently from each other ... .. Please avoid looking for a perfect partner because there is no perfect human in this world. Perfection belongs to God the creator of heaven and earth. You may share this posting if you