Langsung ke konten utama

Kekaguman Senja Sore

KEKAGUMAN SENJA SORE


Sore itu saat kembali ke rumah di sinari mentari sore dan hiruk pikuk laju kendaraan terdengar suaara “Ayo mbak”ucapan yang terucap dari dua orang ajak pria muda yang berdiri di depan pintu transportasi umum sambil mengangkat tangannya mempersilahkan ku untuk masuk. Ah akhirnya ada juga pikirku namun akupun tersentak sejenak melihat gaya pakaian  dan potongan rambut serta lukisan  yang melingkar di lengannya. Akupun segera melangkah dan mulai duduk dibelakang pengemudi sambil melihat sekitarku dan ternyata terdapat 5 pria dengan cara bersolek yang sama. Perasaan takutpun muncul dan hatiku pun mulai memanjatkan doa pada Sang Khalik Pencipata langit dan bumi untuk selalu disampingku.

Sepanjang perjalanan saat 4 dari mereka berbincang dan bertegor sama dengan penduduk yang sedang berdiri di pinggir jalan, sambil mengajak untuk turut bersama menggunakan transportasi ini, pemikiran dan ketakutanku semakin pupus karena itu semua hanya penampilan luar saja yang seperti wajah yang tanpa belas kasihan namun ternyata berbanding terbalik dengan perkataan & perilaku mereka yang santun. Ah sayang sekali ya kenapa mereka memilih berpenampilan seperti itu, pikirku keras andaikan mereka lebih memilih nuansa pakaian yang tidak urakan. Ow... mereka pun ternyata penumpang seperti ku dan berprofesi sebagai pengamen jalanan untuk lagu-lagu heavy metal. Akupun tersenyum, “ah Tuhan hidup ini banyak canda tawanya, awalnya menakutkan namun ternyata sebaliknya” hatiku berkata kepada Tuhan dalam doaku.

Bundaran sudah terlihat dan akupun berkata kepada pengemudi “ Pak, saya turun di bundaran ya” , “ Iya Mbak” menjawab permintaanku dengan ramah. Pengemudi ini pun meminggirkan kendaraan dan akupun sontak mengulurkan tanganku sambil menggenggam lembaran warna coklat ke arah bahunya dan berkata “Pak, ini ongkosnya ya”, “Nuhun” sapanya menggunakan bahasa Sunda yang berarti “Baik”. Akupun menjawab”Makasih ya pak” dan saat mulai bergerak keluar dari kursi penumpang kearah pintu keluar terdengar pengemudi ini berkata “ Hati-hati melangkah saat keluar ya Mbak”. Akupun hanya bisa menjawab “iya” karena terkagum mendengar ucapannya pada situasi pemberhentian dan suasana jalanan yang tidak padat dan diucapakan pada seseorang yang belum lanjut usia.

Sambil melangkah menuju perumahan aku pun masih berdecak kagum dan sambil tersenyum simpul teringat kepada  pengemudi transportasi umum (angkot) dengan penampilan rambut sebahu dikuncir satu dan di highlight coklat. Bagiku selama menggunakan transportasi umum yang dikekola oleh swasta alias “angkot” hingga saat kemarin tidak pernah sekalipun ada kalimat seperti yang diucapkan oleh pengemudi dengan gaya pakaian seperti penyanyi heavy metal di tahun 90 an. 

Jika pengemudi ini melakukan sebuah inisiatif untuk memberikan doa kepada setiap penumpang dengan mengingatkan untuk mawas diri terhadap langkah kita ketika turun dari kendaraannya maka akupun percaya, Tuhan melihat hatinya dan sedang terjadi  perubahan hidup pada dirinya yang berdampak kepada lingkungan dimana dia membawa dirinya.nPenumpang yang mendengar kemungkinan akan tersipu dan hatinya bergembira saat adanya seseorang yang mengingatkan untuk hati-hati melangkah. 

Inisiatif dimulai dari pihak pertama untuk pihak kedua. Ayo, sudahkah kita setiap hari bersikap santun ? Sikap santun yang berasal dari dalam hati akan membuat  ahlak dan sikap kita semakin secercah matahari dan  berdampak pada sekitar kita dan menjadi panutan bagi sesama kita.

Pak, terima kasih kawan, hati-hatilah dalam mengemudi.

Tangerang, 11 Februari 2019

Selamat menikmati hari yang indah
Me-Mrl

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Buah-buah Roh

Background picture from www.freepik.com. Designed by me and have been posting on my IG S elamat menikmati hari yang indah Me-Mrl

Fenomena di tepi pantai Indonesia

Fenomena Alam di Kupang, NTT Gambar diatas diambil di Pantai Warna yang terletak di kecamatan Oesapa Kota Kupang. Fenomena alam ini dinamakan " Miting " oleh masyarakat Kupang dan ini hanya terjadi diantara bulan Juni dan Juli setiap tahunnya.  Miting adalah dimana air laut menyusut sehingga peisisir pantai menjadi lebih lebar daripada seharusnya. Ketika kaki kita sampai di Pantai Warna, maka kaki akan menapaki pasir putih terlebih dahulu sama seperti kalau kita ke pantai berpasir dimanapun namun setelah berjalan semakin jauh ke arah laut maka kaki kita akan berpindah berjalan diatas lumpur yang sangat lembut, inilah yang dsebut "Miting".  Jika mengunjungi Kota KUPANG khususnya diantara Bulan Juni dan Juli jangan lupakan singgah ke Pantai Warna di daerah Oesapa yaaaa. S elamat menikmati hari yang indah Me-Mrl  

INI PAGIKU

INI PAGIKU Bias cahaya sinar matahari menembus siling atas jendela kayu bergaya colonial yang mengelilingi kamar setengah lingkaran yang menjadi tempat peraduan buatku. Hmmm, ini pasti sudah hampir jam 6, aku pun membuka mata dengan perlahan karena silaunya sinar matahari pagi.  Puji Tuhan ujarku menyampaikan rasa syukur yag kupanjatkan kehadirat Yang Kuasa seraya mencari Alkitab dan gadgetku untuk renungan pagi ini. Mensyukuri hari yang baru serta rahmat yang baru yang telah disedikan Tuhan buatku, renungan berakhir dengan senandu lagu Doa Yabes dan Amin. Mataku pun melihat selimut dan bantal kosong disebelahku, hmmm kemanakah dirinya pagi ini, apakah semalam mendapatkan inspirasi untuk menulis lanjutan bab tentang cara mendidik anak? Kuambil sandal kamar dan mulai mengitari tempat tidur menuju kamar mandi namun tidak ada, langkah ku dipercepat menuju ruangan sebelah dan ya, kutemukan kekasihku berbaring di sofa coklat kesenangannya dan seperangkat laptop ada di pangkuannya....